Halaman
Seni Budaya
151
E.
Membuat Tulisan dalam Kritik Tari
Banyak orang yang menduga bahwa bekal seorang kritik adalah hanya
pengetahuan. Kepekaan estetis merupakan sarana yang terpenting bagi
seorang kritikus tari dalam melakukan tugasnya. Seorang kritikus seni harus
dapat menulis dari hasil pengamatnnya secara langsung apa yang terjadi di
atas panggung atau pentas. Jika tidak maka tidak dapat disebut kritik tari,
melainnya hanya sebuah esai atau artikel tari.
a.
Deskripsi
Deskripsi adalah suatu proses pengumpulan data karya seni yang
tersaji langsung kepada pengamat. Dalam mendeskripsikan karya seni,
kritikus dituntut menyajikan keterangan secara objektif yang bersumber
pada fakta yang terdapat dalam karya seni. Dalam seni tari, kritikus akan
menguraikan bagaimana aspek penari, gerak, ekspresi, dan ilustrasi musik
yang mengiringinya.
b.
Analisis
Pada tahap analisis, tugas kritikus adalah menguraikan kualitas elemen
seni. Paada seni tari akan menguraikan mengenai gerak, ruang, waktu, tenaga
dan ekspresi pada karya seni tari tersebut.
Sumber: Mila dok. Pusat Pelatihan Seni Budaya tahun 2013
Gambar 14.3 Tari Kotebang dari Betawi, memiliki keunikan pada
gerak yang diambil dari gerak silat Tari
Sumber: hesti dok. 18/1/14
Gambar 14.4 Tari Pa’gellu dari Sulawesi
memiliki keunikan dan nilai estetis seorang
penari yang menari di atas gendang
152
Kelas X SMA / MA / SMK / MAK
c.
Interpretasi
Interpretasi dalam kritik seni adalah proses mengemukakan arti atau
makna karya seni dari hasil deskripsi dan analisis yang cermat. Kegiatan ini
tidak bermaksud menemukan nilai verbal yang setara dengan pengalaman
yang diberikan karya seni. Juga bukan dimaksudkan sebagai proses penilaian.
d.
Evaluasi
Evaluasi karya seni dengan metode kritis berarti menetapkan rangking
sebuah karya dalam hubungannya dengan karya lain yang sejenis, untuk
menentukan kadar artistik dan faedah estetiknya.
a. Pendekatan Formalistik
Kriteria kritik formalis untuk menentukan ekselensi karya seni adalah
significant form,
yakni kapasitas bentuk seni yang melahirkan emosi estetik
bagi pengamat seni.
b.
Pendekatan Ekspresivisme
Kritik seni ekpresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atas
kemampuannya membangkitkan emosi secara efektif, intensif, dan penuh
gairah. Intensitas pengalaman mengandung makna, bahwa karya seni
yang baik dapat menggetarkan perasaan yang lebih kuat daripada perasaan
keseharian pada saat kita melihat relitas yang sama.
c.
Pendekatan Instrumentalistik
Para kritikus instrumentalis berpendapat bahwa kreasi artistik tidak
terletak pada kemampuan seniman untuk mengelolah material seni ataupun
pada masalah internal karya seni.
Dapat dikatakan bahwa teori seni instrumentalistik menganggap seni
sebagai sarana untuk memajukan dan mengembangkan tujuan moral, agama,
politik, dan berbagai tujuan psikologis dalam kesenian. Seni dipandang sebagai
instrumen untuk mencapai tujuan tertentu, nilai seni terletak pada manfaat
dan kegunaannya bagi masyarakat.
Format Diskusi Hasil Pengamatan
Nama Siswa
:
NIS
:
Hari/Tanggal Pengamatan
: